LOGO

This is a free blogger layout from Www.BestTheme.Net blogger site. Feel free to edit and apply for your template.

Detail
On Sabtu, 15 Mei 2010 0 komentar

Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.

Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.

Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.

Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.

Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.

Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.

Tapi, penaklukan besar-besaran –di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab– itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.

Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.

Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.

Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia “pencatat” Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.

Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 – 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

Sumber : buku [Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah], PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta

On 0 komentar

Mungkin sekali, tak ada manusia dalam sejarah yang begitu luas dikagumi seperti halnya Nabi Musa, nabi orang Yahudi. Lebih dari itu, selain ketenarannya, juga jumlah pengikut yang memujanya secara pasti terus meningkat sepanjang jaman. Diperkirakan Musa tenar pada abad ke-13 SM, bersamaan sekitar masa Ramses II, dan dianggap pimpinan perpindahan besar-besaran bangsa Israel dari Mesir, wafat tahun 1237 SM. Di masa Musa hidup –seperti dijelaskan dalam buku Exodus– ada kelompok orang Yahudi yang menentangnya. Tetapi, tak kurang dari lima abad lamanya Musa diagung-agungkan oleh orang-orang Yahudi. Mendekati tahun 400 SM kemasyhuran dan nama baiknya menyebar luas ke seluruh Eropa berbarengan dengan Agama Nasrani. Beberapa abad kemudian Muhammad mengakui Musa sebagai seorang nabi yang sesungguhnya, dan dengan berkembangnya Islam, Musa menjadi pula tokoh yang dikagumi di seluruh dunia Islam (termasuk Mesir). Kini, sesudah tiga puluh dua abad terhitung dari masa hidupnya, Musa dihormati oleh orang Yahudi, Nasrani dan Islam sekaligus, dan bahkan juga oleh kaum yang tak mempercayai Tuhan. Berkat kemajuan komunikasi, dia mungkin lebih terkenal sekarang ketimbang di masa lampau.

Di samping ketenarannya, informasi yang bisa dipercayai menyangkut kehidupan Musa tidaklah banyak. Bahkan ada spekulasi (meski tidak diterima oleh sebagian besar ahli ilmu pengetahuan) bahwa Musa itu sesungguhnya orang Mesir, karena namanya berbau Mesir dan bukan Yahudi. (Nama Musa berarti “anak” atau “anak lelaki,” dan banyak digunakan sebagai bagian dari banyak firaun. Kitab Perjanjian Lama berisi cerita-cerita tentang Musa yang hampir tak banyak maknanya karena sudah banyak dijejali dengan serba keajaiban. Kisah-kisah tentang Musa dapat menimbulkan malapetaka,tentang Musa bisa mengubah para pembantunya menjadi ular, merupakan contoh-contoh kejadian yang di luar kelaziman alamiah.

Hal-hal macam ini membebani orang dengan kemustahilan sehingga melempangkan jalan agar orang percaya bagaimana Musa yang sudah berumur delapan puluh tahun saat itu berkesanggupan melakukan exodus, memimpin bangsa Yahudi melintasi padang pasir dalam jangka waktu tak kurang dari empat puluh tahun. Sebetulnya kita ingin tahu persis apa sebetulnya yang sudah berhasil diperbuat Musa sebelum kisah-kisahnya terkubur dalam semak-semak dunia dongeng.

Banyak pihak yang berkeinginan melakukan penafsiran yang wajar dari khazanah kisah Injil, misalnya tentang sepuluh wasiat larangan, tentang penyeberangan Laut Merah. Tetapi, paling disenangi dari cerita-cerita Perjanjian Lama menyangkut perikehidupan Musa adalah dongeng-dongengnya yang bisa disejajarkan dengan kisah-kisah mitologi. Cerita Musa tentang tanaman merambat ke atas tak kunjung berakhir amatlah mirip dengan cerita Babylonia, Sargon dan Akkad, raja besar yang memerintah sekitar tahun 2360-2305 SM.

Pada umumnya, ada tiga hasil besar yang dihubungkan dengan perbuatan Musa. Pertama, dia dianggap tokoh politik yang memimpin orang Yahudi melakukan perpindahan besar-besaran dari Mesir. Dalam hal ini, jelas memang dia layak menerima penghargaan itu. Kedua, dia berhasil sebagai penulis jilid pertama dari Panca Jilid Injil (Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers dan Deuteronomy), yang sering dikaitkan dengan “Lima buku Musa” dan menyusun Torat Yahudi. Buku ini termasuk Kode Musa, serangkaian hukum yang menjadi dasar tingkah laku kaum Yahudi dalam Injil, termasuk dalam “Sepuluh Perintah Keramat” (Ten Commandments). Dari sudut besarnya pengaruh khususnya Torat dan umumnya Ten Commandments, para penulis tak syak lagi dapat digolongkan orang besar yang punya pengaruh langgeng. Tetapi, umumnya sarjana-sarjana Injil bersepakat bahwa Musa bukanlah satu-satunya penulis buku itu. Buku itu tampaknya ditulis oleh beberapa penulis dan sebagian besar isinya tidak ditulis sebelum wafatnya Musa. Ada kemungkinan Musa memainkan beberapa peranan dalam hal penghimpunan adat kebiasaan Yahudi atau bahkan menggariskan hukum-hukum Yahudi, tetapi tak ada bukti pasti sejauh dan sebesar apa peranan yang dilakukannya.

Kemudian, banyak orang menganggap Musa sebagai pendiri monoteisme Yahudi. Rasanya tidak ada alasan kuat yang bisa menunjang anggapan itu. Satu-satunya sumber informasi kita mengenai ihwal Musa adalah Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama jelas-jelas dan tak meragukan berkaitan dengan Ibrahim selaku pendiri monoteisme. Meskipun begitu, memang benar juga monoteisme Yahudi tak bisa tidak sirna tanpa Musa dan tak perlu dipermasalahkan lagi Musa memang pegang peranan yang menentukan dalam hal memelihara dan menyebarkan. Dalam hal ini, tentu saja, terletak arti penting peranannya yang terbesar sesudah Agama Nasrani dan Islam, dua agama terbesar di dunia yang keduanya bersumber pada monotheisme. Gagasan adanya Tuhan Yang Esa, yang dengan sepenuh hati dipercayai Musa, yang akhirnya menyebar ke sebagian besar dunia.

Sumber : buku [Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah], PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta

On 0 komentar

Setiap rasul yang diutus kepada umatnya memiliki mukjizat masing-masing. Ketika ilmu sihir digandrungi masyarakat pada masa Nabi Musa, maka Allah menganugrahkan mukjizat kepada nabi Musa berupa kemampuan untuk membelah lautan dan mengubah tongkat menjadi ular besar.

Ketika ilmu kedokteran memiliki derajat tinggi pada masa Nabi Isa, maka Allah menganugrahkan mukjizat kepada Nabi Isa berupa kemampuan untuk menghidupkan kembali orang mati dan menyembuhkan orang buta.
Ketika ilmu sastra dan syair menjadi idola di kalangan bangsa Arab pada masa Nabi Muhammad, maka Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Muhammad saw yaitu dengan menurunkan kitab suci Al-Qur`an.

Al-Qur`an merupkan mukjizat terbesar yang dianugrahkan kepada Nabi Muhammad, karena keberadaannya yang tidak lenyap meskipun Rasulullah sudah wafat.
Adapun sisi kemukjizatan Al-Qur`an antara lain:

1. Redaksi Al-Qur`an mencakup keindahan bahasa (fashahah) dan retorika (balaghah)

2. Al-Qur`an memiliki redaksi berbeda antara gaya bahasa bertutur dengan rima-rima dalam syair

3. Memuat kisah-kisah umat terdahulu dan sejarah perjalanan hidup para nabi yang dikenal luas oleh kalangan Ahli Kitab. Padahal pembawa Al-Qur`an adalah Rasulullah saw yang ummi (buta huruf), tidak bisa menulis dan membaca.

4. Al-Qur`an menginformasikan hal-hal yang ghaib dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa datang.

5. Keshahihan (otentitas) Al-Qur`an senantiasa terjaga dan terpelihara sepanjang masa. Allah swt berfirman, “Sesungguhnya Aku (Allah) yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Aku pula yang benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)

Setelah mengetahui bahwa Al-Qur`an adalah mukjizat sepanjang masa, maka kewajiban kita sebagai seorang muslim terhadap Al-Qur`an adalah membacanya, mentadabburinya, dan mengamalkannya. Adapun keutamaan dari membaca dan mentadabburi Al-Qur`an sangat banyak sekali, antara lain:

1- Memperoleh Pahala Berlipat Ganda

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Sedangkan kebaikan dibalas dengan sepuluh kali kelipatannya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi)

2- Bersanding dengan Malaikat yang Mulia

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mahir dalam Al-Qur’an bersama-sama dengan Malaikat yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan gagap dan dia kesulitan dalam membacanya, dia mendapat dua pahala.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3- Memperoleh Syafaat dari Al-Qur`an

Abu Umamah Al-Bahili berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Bacalah Al-Qur`an. Karena pada Hari Kiamat ia akan datang memberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)

4- Al-Qur`an adalah Hidangan Allah

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur`an adalah hidangan Allah. Maka terimalah hidangan-Nya semampu kalian. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah yang kuat, cahaya yang menerangi, obat yang bermanfa’at, menjaga orang yang berpegang kepadanya dan menyelamatkan orang yang mengikutinya. Ia (al-Qur’an) tidak melenceng sehingga di caci maki, tidak bengkok sehingga diluruskan, tidak akan pernah habis keajaibannya, tidak rusak dikarenakan oleh banyaknya bantahan—bacalah, sesungguhnya Allah—akan mengganjar kalian karena telah membacanya. Setiap huruf adalah sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim adalah satu huruf, akan tetapi (masing-masing) Alif, Lam, dan Mim (adalah satu huruf).” (HR Al-Hakim)

5- Menuntun Jalan Menuju Surga

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Al-Qur`an akan menjadi sesuatu yang memberi syafaat dan syafaatnya diterima. Menjadi pejalan dan membenarkan. Barangsiapa yang meletakkan Al-Qur`an di hadapannya, maka Al-Qur`an akan menuntunnya ke surga; Dan barangsiapa yang meletakkan Al-Qur`an di belakang punggungnya, maka Al-Qur`an akan menggiringnya ke dalam neraka.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)

6- Menjadi Tombo Ati

Seorang ulama mengatakan bahwa tombo ati (obat penyakit hati) ada lima: yaitu membaca Al-Qur`an sekaligus mentadabburinya, shalat tahajjud, dzikir di malam hari, perut yang lapar, dan bersahabat dengan orang-orang saleh.
Selain keutamaan di atas, dengan mentradisikan membaca dan mentadabburi Al-Qur`an akan membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur`an. Hal tersebut merupakan salah satu cara agar kita bisa menteladani Rasulullah saw, karena akhlak beliau—sebagaimana dikatakan oleh Sayyidah Aisyah—adalah Al-Qur`an.

On 0 komentar

Rumah Nabi-Sayyidah KhadijahRumah Nabi bersama Sayyidah Khadijah selama 28 tahun. Membina keluarga teladan sebagai seorang suami dan pejuang yang gigih di bawah ancaman kaum kafir Quraisy yang luar biasa permusuhannya dengan Islam. Bersama Khadijah inilah beliau dikaruniai putra-putra pemimpin paramuda di surga. Dan, dari sinilah, perjuangan Nabi bermula dengan sokongan penuh sang istri tercinta. Istri yang menyandang mukminah pertama yang mengabdikan hidup dan menyerahkan harta bendanya demi izzul Islam wa al-muslimin.[]

Makam Sy. Khadijah dan putranya, Qasim
Inilah makam Sayyidah Khadijah al-Kubra bersama putranya tercinta, Qasim, yang menjadi asbab al-wurud hadits yang menyatakan bahwa gerhana matahari dan/atau bulan tidak terkait dengan hidup mati seseorang. Karena matahari dan bulan menjalankan fungsi dirinya bagi ‘kepentingan’ seluruh jagat raya dan bukan milik perseorangan, sehingga mengait-ngaitkannya dengan hidup mati seseorang, seolah berkabung, tidaklah logis dan tidak ilmiah. Yang wafat telah paripurna menjalankan fungsi hidupnya, seberapapun masa baktinya di dunia fana ini.[]
Mihrab Rasulullah biasa shalatdi rumah Sy. KhInilah Mihrab Rasulullah saw, tempat beliau menunaikan shalat di rumah Sayyidah Khadijah al-Kubra. Memberikan gambaran keteladanan yang agamis bagi sebuah rumah. Tidak hanya masjid bermihrab, rumahpun memiliki ruang khusus untuk beribadah bersama keluarga, di samping bilik ruang paling rahasia, relung hati yang tak terjamah siapapun, bahkan oleh malaikat pencatat amal.
Memang, pendidikan pertama adalah di rumah. Barulah setelah itu lingkungan sekitar. Jika Nabi memiliki semboyan, bayti jannati, rumahku adalah surgaku, kita yang tak sanggup meneladani secara sempurna sosok beliau cukuplah memilih semboyan, bayti madrasati, rumah kita adalah madrasah kita.
Ruang cengkerama, ruang santai, ruang makan, garasi dll adalah hal penting, tapi ruang ibadah tak kalah penting untuk terciptanya suasana harmonis lahir batin dalam kerangka mawadah wa rohmah dengan segenap anggota keluarga. Kata orang-orang bijak di pengajian, bertasawuf bukanlah menghindari dunia, melainkan menggunakan harta benda dunia sebagai sarana meraih bahagia.[]
Pintu masuk bilik Rasul di rumah Sayyidah KhadijahPintu masuk bilik Rasulullah saw di rumah Sayyidah Khadijah. Di sinilah Nabi mengajarkan romantika bercinta dengan keluarga. Sebuah bilik yang dalam Qur’an dikategorikan sebagai aurat, terlarang dipertontonkan bahkan kepada anak kecil sekalipun.

Bercinta adalah adalah kodrat manusia, dan – Rasulullah – adalah manusia biasa. Manusia yang sangat pemalu dan sangat menjaga sopan santun dalam bercinta, sehingga beliau pesankan agar tidak bertelanjang, melainkan tetap tertutup kain selimut. Adalah suatu kelainan, mengabadikan aktifitas ‘rahasia’ hingga divideokan![]
Reruntuhan rumah KhadijahReruntuhan rumah Sayyidah Khadijah al-Kubra, rumah bangsawan Quraisy terkaya kala itu. Di rumah ini, diskenario dengan matang proses ta’aruf (perkenalan), khitbah (pengajuan pinangan/lamaran) hingga pernikahan Nabi saw dengan beliau.
Walaupun Sayyidah Khadijah kaya raya, tapi sangat menghargai calon suami yang diidamkan. Bahan-bahan lamaran dan kebutuhan untuk prosesi pernikahan dikirim secara diam-diam kepada keluarga Nabi yang kurang berada.[]
Tempat Siti Fathimah al-Zahra dilahirkan. Beliau dijuluki al-batul, wanita yang tidak mengeluarkan darah haid sebagaimana lazimnya kaum Hawa. Dan – mungkin – bukan satu-satunya wanita yang tidak mengalami haid. Bukan itu sebabnya utama beliau dikenang sejarah. Tetapi sosok beliau sebagai putri Nabi yang taat, cerdas dan pembela Islam.[]
Saya ketengahkan foto-foto kesejarahan ini, bukan sebagai sarana pemujaan (pengkultusan). Saya tampilkan hanya sebagai apresiasi, pengetahuan dan pengenalan terhadap warisan sejarah Islam.
Seberapa penting arti dan maknanya tergantung dari topik kajian kesejarahan yang hendak dicapai. Saya hanya tergerak untuk melukiskan kegarangan umat manusia terhadap umat lainnya yang berseberangan akidah atau pemahaman. Betapa sering kita jumpai hingga saat ini, dalih-dalih pembelaan terhadap agama yang ujung-ujungnya ternyata bermuara pada pelampiasan amarah dan perusakan-perusakan. Kata sejarah, perusakan situs-situs sejarah ini dilakukan oleh umat muslim juga, Wahabi.[]
Bilik Nabi bersama Sayyidah Khadijah
Bilik Rasul bersama Sayyidah Khadijah